Sabtu, 09 Juni 2012

TUGAS MINI PROYEK TA 2011/2012



Topik : Ruang Lingkup Pendidikan Prasekolah
 Judul : Pendidikan TK Sebagai Salah Satu Contoh PAUD
 
Anggota Kelompok:


PERENCANAAN
Pendahuluan
Usia dini merupakan usia di mana anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Usia dini disebut sebagai usia emas (golden age). Makanan yang bergizi dan seimbang serta stimulasi yang intensif sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan tersebut.
Mengingat pentingnya masa ini, maka peran stimulasi berupa penyediaan lingkungan yang kondusif harus disiapkan oleh para pendidik, baik orang tua, guru, pengasuh ataupun orang dewasa lain yang ada disekitar anak, sehingga anak memiliki kesempatan untuk mengembangkan seluruh potensinya. Potensi yang dimaksud meliputi aspek moral dan nilai-nilai agama, sosial, emosional dan kemandirian, kemampuan berbahasa, kognitif, fisik/motorik, dan seni. Pendidikan anak usia dini diberikan pada awal kehidupan anak untuk dapat berkembang secara optimal.
Ditinjau dari fenomena yang ada saat ini bahwa Pendidikan usia prasekolah yang ada sudah semakin berkembang. Pendidikan prasekolah sekarang ini sudah menarik perhatian banyak orang khususnya orangtua dan pemerintah. Karena pendidikan prasekolah ini menjadi landasan dasar bagi anak untuk memulai pendidikannya di jenjang sekolah.
Atas dasar hal tersebut di atas, maka perlu diketahui dasar-dasar serta ruang lingkup pendidikan anak usia dini yang dikembangkan berdasarkan karakteristik perkembangan anak agar dapat digunakan oleh para pendidik anak usia dini dalam mengembangkan seluruh potensi anak. Oleh sebab itulah kami mengangkat topik ini sebagai pembahasan dalam tugas kami.


Landasan Teori
Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal.
Pendidikan TK merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama), bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.
Ada dua tujuan diselenggarakannya pendidikan TK yaitu:
§  Tujuan utama: untuk membentuk anak Indonesia yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga memiliki kesiapan yang optimal di dalam memasuki pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan pada masa dewasa.
§  Tujuan penyerta: untuk membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar (akademik) di sekolah.
Dalam undang-undang tentang sistem pendidikan nasional dinyatakan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Nomor 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 Ayat 14).
Sedangkan menurut NAEYC anak usia dini adalah anak yang baru dilahirkan sampai usia 8 tahun. Usia ini merupakan usia yang sangat menentukan dalam pembentukan karakter dan kepribadian anak (Masitoh dkk., 2005: 112 – 113).

DASAR-DASAR PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD)
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dilaksanakan atas dasar kebanyakan orang tua merasa tidak mampu memberikan pendidikan yang terbaik untuk anak-anaknya.  Tahun-tahun pertama kehidupan anak merupakan kurun waktu yang sangat penting dan kritis dalam hal tumbuh kembang fisik, mental, dan psikososial anak. Tumbuh kembang ini berjalan sedemikian cepatnya sehingga keberhasilan tahun-tahun pertama menentukan hari depan anak. Kelainan atau penyimpangan apapun apabila tidak diintervensi secara dini dengan baik dan tidak terdeteksi secara nyata akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak selanjutnya.
Penyelenggaraan pendidikan pada anak usia dini di negara maju telah berlangsung lama sebagai bentuk pendidikan yang berbasis masyarakat (community based education), akan tetapi gerakan untuk menggalakkan pendidikan ini di Indonesia baru muncul beberapa tahun terakhir. Hal ini didasarkan akan pentingnya pendidikan untuk anak usia dini dalam menyiapkan manusia Indonesia seutuhnya, serta membangun masa depan anak-anak dan masyarakat Indonesia seluruhnya. Namun sejauh ini jangkauan pendidikan anak usia dini masih terbatas dari segi jumlah maupun aksesibilitasnya. Misalnya, TK dan kelompok bermain masih terkonsentrasi di kota-kota. Padahal bila dilihat dari tingkat kebutuhannya akan perlakuan sejak dini, anak-anak usia dini di pedesaan dan dari keluarga miskin jauh lebih tinggi guna mengimbangi miskinnya rangsangan intelektual, sosial, dan moral dari keluarga dan orang tua.
Pendidikan TK tidak sekedar berfungsi untuk memberikan pengalaman belajar kepada anak, tetapi yang lebih penting berfungsi untuk mengoptimalkan perkembangan otak. Pendidikan TK sepatutnya juga mencakup seluruh proses stimulasi psikososial dan tidak terbatas pada proses pembelajaran yang terjadi dalam lembaga pendidikan. Artinya, dengan adanya pendidikan TK ini, anak mampu mengembangkan dirinya dimana saja dan kapan saja seperti halnya interaksi manusia yang terjadi di dalam keluarga, teman sebaya, dan dari hubungan kemasyarakatan yang sesuai dengan kondisi dan perkembangan anak usia dini.  Hal ini didasarkan kepada beberapa penemuan para ahli tentang tumbuh kembang anak. Pertumbuhan dan perkembangan anak tidak dapat dilepaskan kaitannya dengan perkembangan struktur otak. Berikut ini beberapa tokoh yang mengemukakan teori tentang pentingnya landasan pendidikan bagi anak usia dini.

1.      Wittrock (Clark, 1983) mengemukakan bahwa ada tiga wilayah perkembangan otak yang semakin meningkat, yaitu pertumbuhan serabut dendrit, kompleksitas hubungan sinapsis, dan pembagian sel saraf. Peran ketiga wilayah otak tersebut sangat penting untuk pengembangan kapasitas berpikir manusia. Sejalan dengan itu Teyler mengemukakan bahwa pada saat lahir otak manusia berisi sekitar 100 milyar hingga 200 milyar sel saraf. Tiap sel saraf siap berkembang sampai taraf tertinggi dari kapasitas manusia jika mendapat stimulasi yang sesuai dari lingkungan.

2.      Marthin Luther
Tujuan landasan adanya pendidikan menurut Mathin Luther adalah mengajarkan agama.
Selain itu, beberapa ahli mengemukakan pendapat mengenai cara belajar, sosial, dan kecerdasan seorang anak:
1.      Jean Piaget (1972) dalam Padmonodewo (2003: 23) mengemukakan tentang bagaimana anak belajar:“ Anak belajar melalui interaksi dengan lingkungannya. Anak seharusnya mampu melakukan percobaan dan penelitian sendiri. Guru bisa menuntun anak-anak dengan menyediakan bahan-bahan yang tepat, tetapi yang terpenting agar anak dapat memahami sesuatu, ia harus membangun pengertian itu sendiri, dan ia harus menemukannya sendiri.”
2.      Lev Vigostsky meyakini bahwa pengalaman interaksi sosial merupakan hal yang penting bagi perkembangan proses berpikir anak. Aktivitas mental yang tinggi pada anak dapat terbentuk melalui interaksi dengan orang lain. Pembelajaran akan menjadi pengalaman yang bermakna bagi anak jika ia dapat melakukan sesuatu atas lingkungannya.
3.      Howard Gardner menyatakan tentang kecerdasan jamak dalam perkembangan manusia terbagi menjadi: kecerdasan bodily kinestetik, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan interpersonal, kecerdasan naturalistik, kecerdasan logiko matematik, kecerdasan visual-spasial, kecerdasan musik.
Dengan demikian perkembangan kemampuan berpikir manusia sangat berkaitan dengan struktur otak, sedangkan struktur otak itu sendiri dipengaruhi oleh stimulasi, kesehatan dan gizi yang diberikan oleh lingkungan sehingga peran pendidikan yang sesuai bagi anak usia dini sangat diperlukan.

RUANG LINGKUP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD)
Pendidikan anak usia dini memiliki standar kompetensi yang didasarkan pada perkembangan anak. Standar kompetensi ini digunakan sebagai acuan dalam mengembangkan kurikulum anak usia dini. Standar kompetensi anak usia dini terdiri atas pengembangan aspek-aspek sebagai berikut: a) Moral dan nilai-nilai agama, b) Sosial, emosional, dan kemandirian, c) Bahasa, d) Kognitif, e) Fisik/Motorik, dan f) Seni. Dalam lingkungan anak TK semua aspek ini diusahakan dikembangkan melalui berbagai kegiatan.

Alat/bahan :
·         Kamera untuk dokumentasi
·         Alat tulis
Analisa Data
Data diambil dengan melakukan observasi langsung terhadap satu ruangan kelas TK Fajar yang terdiri dari 25 orang anak-anak. Kami mengamati bagaimana anak-anak tersebut belajar mewarnai, menulis, berinteraksi dengan teman, menyelesaikan tugas dengan baik dan cepat, merapikan tempat duduk dan membereskan peralatan sekolah, bermain dengan teman sampai mengumpulkan permainan kembali ketika waktu bermain usai, mencuci tangan di saat mealtime, dan berdoa sebelum makan. Berbagai macam aktivitas yang dilakukan anak-anak, berbagai macam reaksi pula yang ditimbulkan anak tersebut dalam menjalani aktivitas di TK.
Objek atau Subjek
Objek penelitian adalah kegiatan yang dilakukan anak-anak dari belajar hingga bermain. Sedangkan subjek penelitian adalah 25 orang anak-anak TK Fajar yang diamati dalam satu kelas.
Jadwal Pelaksanaan
NO
TANGGAL
JENIS KEGIATAN
1.
5 April 2012
Menentukan judul topik
2.
12-19 April 2012
Menentukan TK yang akan dituju
3.
31 Mei 2012
Meninjau tempat dan meminta izin pihak TK
4.
31 Mei 2012
Menentukan reward
5.
2 Juni 2012
Observasi I
6.
4 Juni 2012
Observasi II
7.
4 Juni 2012
Analisa data
8.
6 Juni 2012
Pembuatan poster
9.
7 Juni 2012
Pelaporan dan evaluasi
10
9 Juni 2012
Memposting seluruh hasil ke blog

Kalkulasi Biaya
Penghapus @25xRp 1.000,00                        = Rp 25.000,00
Gantungan Kunci @25xRp 2.500,00 = Rp.62.500,00

PELAKSANAAN
            Setelah menentukan Tk mana sebagai tempat penelitian, kami melakukan observasi tempat di TK yang telah kami tentukan. Namun sangat disayangkan yayasan TK tidak menyetujui kami untuk melakukan penelitian pada TK tersebut. Kami pun memutuskan untuk mencari TK lain untuk tetap melanjutkan penelitian, dan akhinya kami memilih Tk Fajar sebagai tempat kami melakukan penelitian. Pada tanggal 31 Mei 2012 kami melakukan observasi tempat kembali ke TK.fajar serta meminta ijin untuk melakukan penelitian pada tk tersebut. Setelah mengajukan permohonan, pihak  sekolah tk.fajar pun memperbolehkan kami melakukan penelitian.
Pada hari Sabtu, 2 Juni 2012, kami pergi ke TK Fajar untuk melakukan observasi. Kebetulan pihak sekolah mengadakan kegiatan luar sekolah di Jalan Bougenville Simpang Selayang. Tujuan diadakannya kegiatan ini untuk melatih kemampuan anak-anak menghadapi kegiatan yang ada di luar sekolah dan juga untuk melatih kemandirian mereka. Kami pun menuju ke lokasi tersebut. Setibanya disana anak-anak, guru, dan orang tua sudah berkumpul. Orang tua menemani dan melihat perilaku anak-anak dalam kegiatan itu. Kami pun langsung melihat hal-hal apa saja yang dilakukan oleh anak. Sebelum dibagi menjadi kelompok, anak-anak terlebih dahulu melakukan senam pagi. Setelah itu anak-anak dibagi menjadi kelompok kecil dimana masing-masing kelompok terdiri dari 15 orang anak. Setiap kelompok dibimbing oleh kakak-kakak yang mengadakan kegiatan ini dan mendapatkan nama kelompok yang lucu. Anak-anak diajarkan untuk menghapalkan sebuah lagu dan gerakan yang menjadi yel-yel untuk perlombaan nanti. Ada anak yang dengan mudah menangkap lagu dan gerakan, ada yang malas untuk mengeluarkan suaranya, dan ada juga yang tidak mendengarkan perintah kakak pembimbing.
Senin, 4 Juni 2012, observasi yang kedua pun kami lakukan. Dalam observasi kali ini, kami mengobservasi bagaimana kegiatan dan kemampuan anak di dalam kelas. Kami mengobservasi bagaimana anak-anak mewarnai gambar, menanyakan gambar apa yang mereka warnai, dan mengamati seberap cepat anak melakukan tugas mewarnai. Setelah mewarnai, anak-anak diberi tugas untuk menulis tulisan bersambung. Ada anak yang tulisannya rapi, ada yang berantakan, bahkan ada yang tidak mau menulis sama sekali. 


PELAPORAN
Hasil observasi yang di dapat:

Gambar ini menunjukkan salah satu kegiatan yang dilakukan pihak sekolah yaitu kegiatan di luar sekolah (outbond), dimana kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kerjasama dan kemandirian anak. Selain itu dalam kegiatan ini anak juga mampu mengembangkan kemampuan motorik kasarnya. Karena di sini anak di ajak unutk bergerak dan melakukan berbagai kegiatan.

Kegiatan yang akan kami paparkan di bawah ini merupakan aktivitas yang dilakukan di dalam kelas.

 Seperti gambar di atas, menunjukkan permainan yang diberikan dan disediakan oleh pihak sekolah yang bertujuan untuk melatih kecerdasan anak. Karena dalam permainan ini anak dituntut agar mampu mengembangkan kreasinya. Serta mampu meningkatkan daya cipta, dan daya pikir.


 
Di TK Fajar, anak-anak juga diajarkan untuk belajar bertanggung jawab. Mereka diajarkan untuk merapikan peralatan sekolahnya setelah selesai di gunakan. Hal ini diharapkan mampu untuk mengembangkan sosioemosional anak yang berpusat pada sikap dan perilaku anak.


 Pada proses belajar ini, anak diajarkan untuk mengembangkan kemampuan motorik halusnya. Guru menyuruh anak-anak agar tidak mewarnai melewati garis. Dalam gambar ini, anak-anak diajarkan untuk mengenali warna dan bentuk gambar serta menyesuaikan warna dengan objek yang ada.

Selain diajarkan untuk mengembangkan kemampuan motorik kasar dan motorik halus, belajar tanggung jawab, belajar untuk berkreasi, anak-anak juga diajarkan untuk mengembangkan kemampuan spiritualnya. Dalam pengembangan ini, anak-anak diajarkan untuk berdoa, contohnya seperti gambar di atas yaitu berdoa sebelum makan.

EVALUASI
Selama melakukan pengerjaan proyek mini kami mengalami banyak kendala. Alasan pertama karena mengingat bahwa pengumpulan tugas ini masih lama sehingga kami terlalu santai. Karena terlalu santai, akhirnya mendekati tanggal pengumpulan tugas kami semakin terkendala yaitu permasalahan dalam memilih tempat. Awalnya kami sudah lama menentukan TK mana yang menjadi tujuan kami untuk melakukan observasi. Namun, dikarenakan kurangnya komunikasi dengan pihak yang berkaitan menyebabkan waktu penentuan tempat observasi kami semakin lama. Saat menentukan tempat itu kami sudah mengkonfirmasikan dengan salah satu staf pengajar di TK tersebut dan dia menyetujuinya. Ternyata eehh ternyata setelah kami mendatangi langsung tempat tersebut dan menjumpai kepala sekolah TK, pihak yayasan tidak memberikan izin kepada kami untuk melakukan observasi. Setelah mencari dan mencari, akhirnya kami pun menemukan TK yang mau menerima kami untuk melakukan observasi.
Selain dari pemilihan TK yang akan dituju, banyak tugas yang harus dikerjakan juga menjadi kendali bagi kami untuk menyelesaikan proyek mini ini. Dan kami menyadari bahwa keterlambatan kami dalam menyelesaikan tugas ini merupakan kesalahan kami sepenuhnya yang menunda dan menunda tugas.

TESTIMONI
Penggerjaan proyek ini sangat menguras waktu dan tenaga kami. Mungkin karena kami telat dalam mengerjakannya, dan teburu-buru atau terlalu mendesak, sehingga terjadi sedikit permasalah antar anggota. Tapi dibalik ini semua kami mendapatkan hasil yang cukup memuaskan dan kami sangat menikmati proses pengerjaanya. Karena ini adalah penilitan pertama yang pernah dilakukan, hal ini memberikan banyak pengalaman suka maupun duka dan pelajaran yang berarti buat kelompok, sehingga nantinya pada tugas-tugas berikuntya, kelompok bisa lebih maksimal mengerjakan tugas-tugas tersebut, dan dapat memanfaatkan waktu sebaik-baiknya.
Friska Pontoria L.T ( 11-106) : tugas proyek mini sebagai tugas akhir semester pada awalnya membuat saya kebingungan karena tugas ini  akan melakukan penelitian yang saya sama sekali tidak memiliki pengalaman dalam melakukan penelitian. Namun dengan adanya tugas ini banyak hal yang saya dapatkan terutama ketika kami melakukan observasi di Tk.fajar. saya lebih memahami bagaimana proses pengajaran yang di lakukan pada taman kanak-kanak. Walaupun penelitian yang kami lakukan hanya singkat, namun sangat berkesan ketika bersama dengan adek-adek yang ada di kelas II B TK Fajar.
Desima Siregar (11-116) : Awal mengetahui adanya tugas mini proyek ini,  yang langsung terpikir adalah tugas yang rumit karena melakukan penelitian. Tetapi begitu dijalani semuanya menyenangkan. Terutama ketika melakukan observasi ke TK Fajar. Di TK saya bisa melihat berbagai macam tingkah laku anak, cara mereka belajar, dan bermain dengan teman. Bermain dengan anak TK merupakan pengalaman yang seru dan tidak akan mudah untuk dilupakan.
Fitri Silaen (11-122) : Menurut saya, tugas proyek mini ini merupakan salah satu tugas paling berat yang pernah saya kerjakan dan sangat menyita banyak waktu. Selain pada pengerjaannya kami juga sempat mengalami konflik. Namun, over all saya merasa tugas ini menjadi salah satu proses pembelajaran bagi sya untuk tidak menunda-nunda pekerjaan.

Daftar Pustaka :
http://yanugilang.blogdetik.com/2011/04/16/dasar-dasar-dan-ruang-lingkup-pendidikan-anak-usia-dini-paud/






Tidak ada komentar:

Search This Blog