Minggu, 10 Juni 2012

Simulasi Pedagogi dan Andragogi dalam kelas Pendidikan.




Tugas kelompok :Edberg winson (11046),Tia Nahara(11074),RahelMarisa Saragih(11092),Fitri Rahayu Silaen(11122)

                Dalam kelas Psikologi pendidikan tadi pagi , kami melakukan simulasi tentang pedagogi dan andragogi. Membedakan keduanya melalui praktek ternyata jauh lebih sulit. Untuk meningkatkan pemahaman kami, ibu Dina – dosen pengampu mata kuliah Psikologi Pendidikan meminta kami untuk membentuk kelompok dan membuat simulasi tentang pedagogi dan andragogi. Kami mencoba menyatukan persepsi dan pemahaman kami dan akhirnya kami membuat simulasi sebagai berikut.
§  Simulasi untuk pedagogi
Setting yang kami ambil adalah pembelajaran di Tk. Edberg, Tia , dan Fitri berperan sebagai murid TK, sementara Rahel berperan menjadi guru mereka. Guru menggunakan metode pedagogi untuk mengajarkan anak-anak bentuk bangun dasar. Ibu guru memperkenalkan beberapa bentuk dan menjelaskan cara membentuknya. Guru juga meminta murid untuk mengikutinya untuk menambah pemahaman siswanya.

§  Simulasi andragogi
Setting yang kami ambil adalah suasana pelatihan ketrampilan menjahit. Edberg , Tia, dan Fitri berperan sebagai peserta pelatihan sementara,Rahel berperan sebagai tutor mereka. Dalam pelatihan ini tutor membiarkan peserta untuk membuat kreatifitas mereka sendiri. Tutor akan membantu mereka ketika mereka merasa perlu dibantu. Mereka lebih aktif untuk mencari inovasi akan karya mereka.

Yang ingin kami gambarkan lewat simulasi ini adalah :
Pada simulasi pedagogi kami menunjukkan bahwa guru lebih aktif dalam menanamkan pengetahuan kepada para siswanya. Guru membuat pembelajaran sekreatif mungkin sehinggan siswa memiliki motivasi untuk belajar dan pembelajaran lebih maksimal. Dalam hal ini keaktifan guru memunculkan motivasi eksternal bagi para peserta didik. Sementara pada simulasi andragogi kami menunjukkan bahwa peserta pelatihan sudah memiliki motivasi internal untuk mengembangkan kemampuannya, mereka dibiarkan untuk membuat kreatifitas  mereka sendiri.  Dalam andragogi bukan lagi guru atau pelatih yang menjelaskan bahwa ilmu ini penting. Keinginan belajar lahir dari peserta didik sendiri.

Tidak ada komentar:

Search This Blog